Langsung ke konten utama

Postingan

Unggulan

Renungan Bis Kota

Tatapan Mata Itu Memancarkan kepahitan hidup. Lalu terbersit khayalan dalam benakku, dia sama seperti aku, seperti kita juga…             Senin petang dalam sebuah bus oranye 69, naiklah tiga orang anak muda dengan potongan preman khas anak punk jalanan. Seperti pengamen-pengamen sebelumnya, melirik pun orang malas, apalagi melihat dan mendengarkan alunan nyanyian dari bibirnya, itu juga kalau bisa disebut nyanyian.              Bau minuman al kohol menguar dari mulutnya, tatapan mata yang tidak fokus seolah tak kuat membuka mata, bicara pun cadel seperti para pasien penderita stroke. Uang tanda kasih? Tentu tak ada karena penumpang sudah antipasti terlebih dahulu.            Acara mengemis berselubung mengamen pun usai. Tinggallah seorang anak jalanan tersebut, duduk di lantai di bagian depan bis. Menghadap ke arahku yang duduk di baris kedua dari pintu keluar sebelah kiri sopir. Saat itu tanpa sengaja mataku menatap ke dalam matanya yang sedang memanda

Postingan Terbaru

Sebuah cerpen-Duka Penyayang Anjing Yang Merindukan Anak

Pergumulan tentang Tuhan dan Hari Kiamat

Dunia di Balik Lockdown -- Sebuah Imajinasi

Learning to Attach with My Baby

Nilai Jual Buruh: Bunga Tapak Dara atau Pohon Durian Musangking

Renungan Puasa Hari Kedua.